Sabtu, 29 Juli 2017

Brainstorm: Mengukur Massa Inersia

Ya lanjut lagi. Jika di sesi sebelumnya telah dibahas secara cukup detail menurut saya tentang sistem pengukuran massa gravitasi pakan, maka pada sesi kali ini yang dibahas adalah analisis sistem pengukuran massa inersia pakan. Sempat saya singgung sedikit perbedaan antara pengukuran massa inersia dengan pengukuran massa gravitasi di sesi brainstorm pertama. Pengukuran massa gravitasi memanfaatkan interaksi massa objek terukur dengan gravitasi bumi, sedangkan pengukuran massa inersia memanfaatkan hukum 3 newton dan hukum kekekalan momentum serta melibatkan proses tumbukan antara objek terukur dengan objek lain.

Parameter penting yang perlu diketahui terkait dengan pengukuran massa inersia pakan adalah massa jenis pakan dan ukuran pakan. Pengukuran massa jenis pakan tidak bisa sembarangan, perlu metode khusus agar massa jenis yang terukur dapat sedekat mungkin dengan nilai sebenarnya. Pembahasan terkait metode khusus pengukuran massa jenis akan dibahas di sesi lain jika saya niat untuk bahas.

Ada dua jenis pakan, jenis pakan terapung dan jenis pakan tenggelam. Untuk pakan terapung, massa jenisnya kurang dari 1 gr/cm3, sedangkan untuk pakan tenggelam massa jenisnya lebih dari 1 gr/cm3.

Proses pengukuran adalah sebagai berikut. Pertama, pakan dijatuhkan dengan debit konstan. Selanjutnya pakan yang jatuh akan menumbuk load cell. Tumbukan berulang perlu dihindari, dengan demikian posisi load cell tidak boleh tegak lurus terhadap arah jatuh pakan. Memiringkan posisi load cell sebesar 450 akan memenuhi persyaratan yang diminta barusan, sekaligus memudahkan analisis tumbukan. Pergeseran load cell akibat tumbukan sangat kecil sehingga dapat diabaikan. Tumbukan antara butiran pakan dengan load cell akan bersifat elastik sebagian. Tidak ada informasi koefisien restitusi tumbukan antara butiran pakan dengan load cell, dengan demikian analisis tumbukan untuk kasus elastik sempurna dan inelastiks sempurna perlu dilakukan untuk mendapatkan range impuls yang terbaca sensor. Load cell dengan kapasitas 1 kg seharusnya sudah lebih dari cukup. jika ternyata terlalu sensitif, ganti dengan load cell dengan kapasitas 5 kg.

Sistem pengukuran ini tidak dapat diterapkan pada feeder yang ada sekarang karena mekanisme transfer pakan yang sangat berbeda. sistem sekarang menggunakan penakar yang bersifat diskret, sementara sistem feeder dengan sensor pengukur massa inersia ini menggunakan penakar kontinu. Dari sisi material, energi, dan kerumitan desain, feeder yang menerapkan sistem pengukuran massa inersia akan lebih sederhana dibandingkan dengan sistem saat ini.

Ya cukup dulu untuk saat ini. Lanjut lagi nanti, atau besok, atau dua hari lagi, atau kapanpun saya pengen.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar