Kamis, 13 Juli 2017

Little Photon: Journey to The Edge of universe (Part 6)

Part 6: Deceived

Photon terus melaju hingga satu panggilan menghentikannya.

“Hei kau, wahai photon kecil. Apa yang engkau lakukan?”

Photon berhenti, mengamati sekeliling. Pandangannya tertuju pada suatu titik. Di sana tampak satu partikel yang sedang melambai, mengisyaratkan photon untuk mendatanginya.  Photon pun bergerak menuju partikel tersebut.

“Engkau memanggilku Tuan partikel? Ada apa gerangan?”, tanya photon.

“Aku hanya ingin bertanya, apa yang sedang engkau lakukan?”

“Aku sedang berusaha keluar dari matahari. Aku diberi tugas mulia oleh ayahku, menerangi alam semesta. Namun agar dapat melakukannya pertama-tama aku harus keluar dari matahari. “ jawab photon.

“Aku tahu itu. Semua photon terlahir dengan tujuan menerangi alam semesta. Yang ingin kutanyakan, mengapa kau bergerak di lintasan yang sama terus. Aku sudah mengamatimu melewati tempat ini setidaknya lebih dari segoogol kali. Kau tahu satu googol? sepuluh pangkat seratus”.

“Benarkah itu? Aku tidak menyadarinya” , ucap photon.

“Tentu saja kau tidak menyadarinya. Kau tidak mengamati dirimu bergerak. Akulah yang mengamatimu.”, balas partikel.

“Tapi aku tidak merasa mengubah arah gerakku. Aku bergerak lurus, dan beruntung tidak ada satu penghalang pun selama perjalananku hingga saat ini, hingga akhirnya kau memanggilku.”

“Tidak wahai photon kecil. Kau tidak bergerak lurus, melainkan bergerak berputar mengelilingi inti matahari. Kau tidak menyadarinya”.

“Benarkah itu tuan?”


“Untuk apa aku membohongimu?”, ucap partikel.”Yang kau alami ini adalah ulah graviton. Beruntung kau tidak sampai ditarik ke pusat matahari dan hanya dibuat berbelok saja. Sekali kau tertarik ke pusat matahari, kau tidak akan pernah bisa keluar dari sana selamanya.”

"Jadi selama ini aku mengikuti arah salah. Tuan Neutron ternyata membohongiku."

"Oh, jadi Neutron yang menunjukkan arah ini padamu? aku tidak yakin kalau dia membohongimu. Dia itu sangat jujur. Dia merupakan partikel ternetral yang pernah kujumpai. Boleh aku tahu apa yang dikatakannya kepadamu?, tanya partikel pada photon.

"aku bertanya kepadanya, arah mana yang harus kutuju agar dapat keluar dari matahari. Dia mengatakan 'Ikuti saja arah itu, maka kau akan baik-baik saja', kurang lebih begitu", jawab photon.

"HHmmm... secara teknis dia tidak berbohong. Dia memberikan informasi yang benar padamu, hanya saja informasi yang diberikannya tidak menjawab pertanyaanmu. Coba perhatikan dirimu, kau baik-baik saja bukan?", partikel memberi penjelasan pada photon.

"Wah benar juga, tidak terpikirkan olehku. Akus sudah berpikiran buruk pada tuan Neutron".

"Apa kau membayarkan sejumlah energi pada Neutron?" tanya partikel lagi.

"Tidak tuan. Aku tidak memiliki apa yang kau sebutkan tadi", jawab photon.

"Jelas saja Neutron tidak mau menjawab pertanyaanmu. Dia itu mata energian, tidak pernah mau memberikan informasi secara gratis. Tapi dia juga bukan partikel jahat yang tega mencelakakan partikel lain."

"Jadi begitu...", photon berkata dengan suara yang cukup rendah.

"Sebenarnya dulu Neutron tidak begitu. Dia punya teman dekat, namanya Proton. Mereka berdua sangat akrab hingga hampir selalu bersama sepanjang waktu.  Pernah suatu ketika mereka pergi ke sebuah pesta, proton minum terlalu banyak sehingga mabuk. Neutron yang berada di dekatnya tidak menghentikannya. Akhirnya terjadilah peristiwa mengerikan itu. Ketika pulang, proton yang dalam keadaan mabuk berat menumbuk partikel karbon yang baru saja lahir, mengakibatkan cacat permanen pada bayi karbon tersebut. Neutron yang saat itu tidak dapat menghentikan temannya ikut dipersalahkan dan diminta untuk membayar denda yang sangat besar. Sejak saat itu Neutron menjadi sangat perhitungan dengan energi"

"Padahal aku tidak bertanya, tapi tuan partikel ini bercerita panjang lebar kepadaku. Mungkin tuan ini mau berbaik hati menunjukkan arah perjalanan yang tepat", photon bergumam dalam hati.

"Kau beruntung aku memperhatikanmu. Aku adalah Lithium. Aku tidak dapat menunjukkan arah yang benar untukmu, tapi aku dapat menunjukkan arah ke suatu lokasi tertentu. Para partikel di sana akan dengan senang hati membantumu keluar dari matahari"

"Wah terima kasih banyak tuan Lithium", jawab photon senang.

"Pergilah ke arah sana. Lokasinya tidak terlalu jauh. Dengan kecepatanmu, kau akan sampai di sana dalam beberapa jam."

"Baik tuan Lithium. Terima kasih banyak atas bantuanmu.".

Photon pun melanjutkan perjalanan ke arah yang ditunjukkan oleh Lithium.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar