Bagian 4: Meanwhile
Sementara itu, di suatu titik di dalam inti matahari.
"Kakak? oooiii kakak photon????"
"Bagaimana ini? kita terpisah dari kakak". Ucap neutrino.
"Ya mau bagaimana lagi. Kakak lajunya sangat kencang. Kita tidak sanggup mengikutinya.", ujar neutrino lain.
"Lalu apa yang mesti kita lakukan? partikel tua kita menugaskan kita untuk menemani kakak photon, tapi kondisinya seperti ini".
"Kita lanjutkan perjalanan saja. Kita berusaha mencari kakak dahulu. Aku yakin kakak telah sadar kalau kita sudah tidak bersamanya lagi. Mungkin dia sedang menunggu kita di suatu tempat".
"Ya aku juga sependapat denganmu. Mari kita lanjutkan perjalanan. Apa kau ingat ke mana perginya kakak photon?"
"Aku tidak yakin, tapi sepertinya ke sana".
"Baiklah, ayo kita berangkat ke sana, menyusul kakak photon".
Kedua neutrino bersaudara itupun melanjutkan perjalanan mereka, menuju arah yang mereka pikir akan menuntun mereka bertemu photon.
Mereka bergerak menuju pusat matahari.
"Kakak? oooiii kakak photon????"
"Bagaimana ini? kita terpisah dari kakak". Ucap neutrino.
"Ya mau bagaimana lagi. Kakak lajunya sangat kencang. Kita tidak sanggup mengikutinya.", ujar neutrino lain.
"Lalu apa yang mesti kita lakukan? partikel tua kita menugaskan kita untuk menemani kakak photon, tapi kondisinya seperti ini".
"Kita lanjutkan perjalanan saja. Kita berusaha mencari kakak dahulu. Aku yakin kakak telah sadar kalau kita sudah tidak bersamanya lagi. Mungkin dia sedang menunggu kita di suatu tempat".
"Ya aku juga sependapat denganmu. Mari kita lanjutkan perjalanan. Apa kau ingat ke mana perginya kakak photon?"
"Aku tidak yakin, tapi sepertinya ke sana".
"Baiklah, ayo kita berangkat ke sana, menyusul kakak photon".
Kedua neutrino bersaudara itupun melanjutkan perjalanan mereka, menuju arah yang mereka pikir akan menuntun mereka bertemu photon.
Mereka bergerak menuju pusat matahari.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar